Jumat, 20 Maret 2015

filsafat sebagai pancasila

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Filsafat Pancasila ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah, pendidikan kewarganegaraan. Makalah ini menjelaskan lebih mendalam mengenai ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia dengan bahasa yang lebih mudah untuk di cerna dan di pahami.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Pancasila, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan filsafat Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Pancasila yang ditinjau dari aspek filsafat atau falsafah, khususnya bagi penulis. Akhir kata, mungkin dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran tentunya sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, 10 maret 2015

Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... 2
BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………………… 3
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 3
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………….. 4
1.3 Tujuan penulis ………………………………………………... 4
BAB II : PEMBAHASAN ……………………………………………………. 5
2.1 Filsafat sebagai Produk dan Proses ………………………………. 5
2.1.1 Pengertian Filsafat ……………………………………….. 5
2.1.2 Filsafat sebagai produk ………………………………….. 6
2.1.3 Filsafat sebagai Proses …………………………………… 7
2.2 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat; ideology Bangsa dan Negara
Republik Indonesia ……………………………………………………… 8
2.2.1 Pancasila sebagai system …………………………………. 8
2.2.2 Kesatuan sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem filsafat… 9
2.2.3 Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi
Bangsa dan Negara RI…………………………………... 10
2.2.4 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia... 10
2.2.5 Makna nilai-nilai setiap Sila Pancasila…………………….. 11
2.2.6 Fungsi Filsafat Pancasila …………………………………. 12
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN……………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi sekarang. Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 67 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah peristiwa yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila.
Sebagai filsafat negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan pedoman bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, serta menjadi dasar sekaligus filsafat negara Republik Indonesia.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan krisis politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi.
Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena sila-
sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, selain itu, ideologi kediktatoran juga ditolak, karena bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang berprikemanusiaan dan berusaha untuk berbudi luhur.
Dengan demikian bahwa filsafat Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
1. B. Rumusan Masalah:
Dengan memperhatikan ulasan singkat latar belakang di atas, maka dapat disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apakah sebenarnya filsafat Pancasila tersebut ?
2) Apakah sebenarnya Filsafat sebagai produk dan prose?
3) Bagaimana Pancasila sebagai system filsafat ideology bangsa dan Negara RI?
C. Tujuan:
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1) Sebagai bahan kajian bagi para mahasiswa mengenai pengertia filsafat pancasila
2) Sebagai bahan kajian bagi para mahasiswa mengenai peranan ideologi Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia..
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian filasat:
Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya “philosophi” adalah berasal dari bahsa Yunani “philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai “cinta kearifan” kata philosophia tersebut berasal dari kata “philos” (pilia, cinta) dan “sophia” (kearifan). Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga berarti “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti cinta kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Sesungguhnya nilai ajaran filsafat telah berkembang, terutama di wilayah Timur Tengah sejak sekitar 6000 – 600 SM; juga di Mesir dan sekitar sungai Tigris dan Eufrat sekitar 5000 – 1000 sM; daerah Palestina/Israel sebagai doktrine Yahudi sekitar 4000 – 1000 SM (Radhakrishnan, et al. 1953: 11; Avey 1961: 3-7). Juga di India sekitar 3000 – 1000 SM, sebagaimana juga di Cina sekitar 3000 – 500 SM.
Nilai filsafat berwujud kebenaran sedalam-dalamnya, bersifat fundamental, universal dan hakiki; karenanya dijadikan filsafat hidup oleh pemikir dan penganutnya. Pada umunya terdapat dua pengertian filsafat, yaitu filsafat dalam arti proses, dan filsfat dalam arti produk atau hasil. Pancasila dapat di golongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat pancasila sebagai pandangan hidup maupun filsafat pancasila dalam arti praktis. Oleh karena itu, berarti pancasila memiliki fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam bersikap, bertingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari hari dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara di manapun mereka berada.
Pengertian Pancasila:
Pancasila merupakan salah satu filsafat yang merupakan hasil dari pencerminan nilai nilai luhur dan budaya bangsa indonesia yang terkandung 5 isi di dalamnya, yaitu satu, ketuhanan yang maha esa, dua, kemanusiaan yang adil dan beradab, tiga, persatuan indonesia, keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebikjasanaan dan permusayawaratan, perwakilan, kelima, keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.
Secara historis pancasila muncul pada tanggal 01 Juni 1945 yang pada saat itu presiden Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kemudian, Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 termasuk Pembukaannya dimana didalamnya terdapat rumusan lima Prinsip sebagai Dasar Negara yang kemudian dikenal dengan nama Pancasila. Sejak saat itulah Pancasila menjadi Bahasa Indonesia yang umum. Jadi walaupun pada Alinea 4 Pembukaan UUD 45 tidak termuat istilah Pancasila namun yang dimaksud dasar Negara RI adalah disebut istilah Pancasila hal ini didasarkan pada interprestasi (penjabaran) historis terutama dalam rangka pembentukan Rumusan Dasar Negara.
2.2 Filsafat sebagai Produk
Filsafat dapat dipahami dengan meneliti objeknya. Para ahli menerangkan bahawa objek filsafat dapat dibedakan atas :
1) Objek material atau objek materiil filsafat : yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik materiil kongkrit, phisiklis maupun nonmaterial abstrak, psikhis. Termasuk pula pengertian abstrak logis, konsepsional, spiritual, nilai-nilai. Dengan demikian objek filsafat tidak terbatas.
2) Objek formal filsafat : yaitu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti hakikatnya sedalam-dalamnya. Atau mengrti objek material itu secara hakiki, mengrti kodrat segala sesuatu itu secara mendalam (to know the nature of everything).
Objek formal ialah sudut pandang yang membedakan watak filsafat dengan ilmu pengetahuan. Karena fisafat berusaha mengerti hakikat sesuatu sedalam-dalamnya. Tetapi sesungguhnya, tiap ilmu pengetahuan pun mempunyai kedua objek itu, objek material dan objek formal. Hanya saja objek material ilmu pengetahuan amat terbatas dan tertentu.
Demikian pula objek formal ilmu pengetahuan, sudut pandang ilmu pengetahuan, tujuan ilmu pengetahuan tertentu pula. Misalnya objek material ilmu jiwa, ilmu ekonomi, ilmu kesehatan, ssosiologi, ilmu pendidikan dan sebagainya adalah sama, yaitu manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa objek materiil suatu ilmu dapat saja sama, identik. Tetapi objek formal suatu ilmu tak mungkin sama. Sebab objek formal ialah sudut pandangan, tujuan penyelidikan. Objek formal menyelidiki segala sesuatu secara sungguh-sungguh dan mendalam sampai keakar-akarnya agar dapat mengerti hakikat yang sebenarnya.
Filsafat meliputi berbagai masalah yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dilihat sebagai produk, yang menurut Kaelan & Zubaidi (2007:8) mencakup pengertian: (a) sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep dari para filsuf pada zaman dahulu, teori, system atau pandangan tertentu. (b) sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat.
2.3. Fisafat sebagai Suatu Proses
Salah satu cirri istimewa manusia adalah kemampuannya dalam berfikir secara struktur. Dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif manusia juga mikirkan dirinya sendiri terkait dengan hakekatnya sebagai manusia. Kemudian dari itu manusia menjadi sadar akan perlunya pemecahan segala masalah tersebut demi tercapainya tujuan hidupnya. Untuk itulah manusia selalu berusaha meningkatkan kualitas pemikirannya, dari yang mistis-religius menuju ke ontologism-kefilsafatan, sampai akhirnya kepada taraf yang paling konkreat-fungsional (Soetrino & Hanafie, 2004:5) sebagai suatu proses.
Filsafat sebagai suatu proses diartikan sebagai bentuk suatu aktifitas berfilsafat, dalam proses pemecaha suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek. Dalam pengertian ini filsafat adalah suatu system pengetahuan yang bersifat dinamis. Filsafat dalam pengertian ini tidak lagi hanya merupakan sekumpulan dogma yang hanya diyakini, ditekuni dan dipahami sebagai suatu system nilai tertentu, tetapi lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses yang dinamis dengan menggunakan suatu cara dan metode tersendiri. (Kaelan&Zubaidi, 2007:8)



PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT,
IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
2.2.1 Pancasila sebagai Sistem
System adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Menurut Voich dalam Kaelan dan Zubaidi, (2007:9) Sistem lazimnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a. Suatu kesatuan bagian-bagian
b. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
c. Saling berhubungan, saling ketergantungan
d. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan system)
e. Terjadi dalam satu lingkungan yang kompleks.
Pancasila sebagai suatu system juga dapat dipahami sebagai pemikiran dasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa dan negaranya. Pemikiran dasar ini memberikan suatu pola atau patron berpikir bagi bangsa Indonesia.
Dalam pengertian kefilsafatan Pancasila merupakan suatu system filsafat. Tetapi sebagai system filsafat Pancasila memiliki sifatnya yang khas yang berbeda dengan system filsafat lainnya, misalnya liberalism, materialism. Komunisme dan lain-lainnya.
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena itu pokok-pokok Pancasila bersifat universal.
Dari pembahasan ini dapat diperoleh unsure inti yang tetap dari Pancasila, yang tidak mengalami perubahan dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak, umum dan universal ini mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi seluruh bangsa, diseluruh tumpah darah dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
2.2.2 Kesatuan sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem filsafat
Pancasila sebagai dasar Negara Republic Indonesia tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 pada alenea keempat, merupakan kesatuan yang utuh secara sistematis.
Pancasila sebagai dasar falsafah Negara ditegaskan dalam pembukaan Undang-Undang 1945, yaitu:
1) Ketuhan Yang Maha Esa Sila, mengandung pengertian pengakuan bangsa Indonesia terhadap adanya Tuhan. Sila ini bahkan ditegaskan lagi dalam pasal 29 ayat (1) UUD 1945, yaitu bahwa “Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan manusia sesuai dengan harkatnya sebagai makhluk Tuhan. Dari sisi moralitas sila kedua Pancasila tidak mentolerir segala bentuk tindakan-tindakan kekerasan, tindakan penyalahgunaan wewenang, tindakan korupsi dan sebagainya, yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan keadaban.
3) Persatuan Indonesia, mengandung arti prinsip nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air. Sila ini member isyarat bahwa Negara Indonesia harus menggalang terus persatuan dan kesatuan bangsa. Nasionalisme adalah syarat mutlak bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Rpublik Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakila, tidak lain adalah demokrasi Indonesia. Hikmah permusyawaratan berarti bahwa tindakan bersama diambil sesudah ada keputusan bersama.
5) Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia, menghendaki adanya kemakmuran yang merata diantara seluruh rakyat; bukan merata statis, melainkan merata dinamis yang meningkat. Artinya seluruh kekayaan alam Indonesia, seluruh potensi bangsa diolah bersama menurut kemampuan masing-masing, untuk kemudian dimanfaatkan bagi kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.2.3 Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara RI
Nilai-nilai pancasila, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan sesungguhnya adalah nilai dasar fundamental yang bersifat objektif, positif, intrinsic dan transeden. Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif karena semua cirri-ciri objektivitas nilai-nilai pancasila itu terpenuhi,seperti abstrak, umum, universal dan abadi. Nilai-nilai Pancasila bersifat positif karena nilai-nilai tersebut memberikan manfaat bagi kepentingan manusia. Nilai-nilai pancasila bersifat intrinsic karena nilai-nilai yang melekat pada Pncaasila itu merupakan nilai asli, nilai yang sudah ada pada diri Pancasila sejak dahulu. Nilai Pancasila bersifat transeden karena nilai-nilai Pancasila itu mampu mengatasi pengalaman-pengalaman manusia dan rasionya, merupakan postulat/aksioma epistemologis dan berada dalam pembuktian teoritis-empiris.
2.2.4 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Ideology berasal dari kata idea, yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang artinya ilmu. Secara harafiah, ideology berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran-ajaran tentang pengertian dasar (Kodhi dan Soejadi, 1998:49). Dalam pengertian sehari-hari, ide disamakan dengan cita-cita. Cita-cita diartikan sebagai hal yang telah ditetapkan dan harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan ataupun paham.
Ideology membentuk suatu system pemikiran yang secara normative memberikan landasan yang dijadikan pedoman tingkah laku dalam mencapai cita-cita yang ditetapkan. Secara hirarkis, Pancasila lebih luhur daripada ideology. Pancasila merupakan suatu paradigm dari perumusan nilai-nilai, cita-cita, jiwa, kepribadian dan pandangan hidup suatu bangsa yang tidak bersifat ideologis. Pancasila merupakan norma kritik yang paling fundamental terhadap segala usaha dan kegiatan politik diIndonesia, termasuk pembangunan nasional.pada hakekatnya, pancasila adalah kesepakatan nasional dalam usaha bersama membangun kehidupan bersama atas dasar hormat terhadap martabat manusia dengan segala dimensinya (Moedjanto, dkk. 1989:93).
Ideology Pancasila adalah suatu system of thought yang terbuka baik secara historis, sosiologis maupun cultural (Kodhi dan Soedjadi, 1998:69). Ideology Pancasila sebagai system of thought adalah sifatnya historis arrinya terjadi, tumbuh dan berkembang dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ideology pancasila mencita-citakan kemerdekaan, persatuan dan kesatuan, kebersamaan, solidaritas, demokrasi dan kebudayaan. Oleh Karena itu, ideology pancasila tidak mengajarkan dogmatism, eksclusivisme, serta totaliterisme.
2.2.5 Makna nilai-nilai setiap Sila Pancasila
Nilai-nilai yang dikandung Pancasila dapat di bagi menjadi lima sesuai dengan jumlah silanya, yaitu : Nilai dan jiwa religious (nilai ketuhanan), nilai dan jiwa kemanusiaan, nilai dan jiwa kemanusiaan, nilai dan jiwa persatuan, nilai dan jiwa kerakyatan, nilai dan jiwa yang berkeadilan social.
1). Makna Nilai Sila Pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai religious. Nilai ini mengandung makna, antara lain:
a. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan segala sifat-sifatnya yang sempurna dan suci
b. Kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing, tanpa ada paksaan bagi para pemeluk agama dan kepercayaan.
2). Makna Nilai Sila Kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai kemanusiaan :
a. Pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia dengan segala hak dan kewajiban asasinya.
b. Perlakuan adil terhadap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan Tuhan
c. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan.
3). Makna Nilai Sila ketiga
Persatuan Indonesia mengandung nilai persatuan bangsa. Nilai ini mengandung makna, antara lain:
a. Pengakuan terhadap kebhineka-tunggal-ikaan unsure-unsur bangsa Indonesia, seperti suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
b. Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme)
4). Makna nilai Sila keempat
Kerakyatan yang dipimpi oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna :
a. Negara adalah untuk kepentingan rakyat
b. Kedaulatan adalah ditengah rakyat
c. Manusia Indonesia sebagai warga Negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
d. Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat
5). Makna Nilai Sila kelima
Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna, yaitu:
a. Perlakuan yang adil disegala bidang kehidupan
b. Perwujudan keadilan social meliputi seluruh rakyat Indonesia
c. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
d. Menghormati hak milik orang lain
e. Cinta akan kemajuan dan pembangunan
2.2.6 Fungsi Filsafat Pancasila
Pengertian fungsi filsafat secara umum, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam kehidupan bernegara.
b. Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat Negara, ide Negara atau tujuan Negara, dan
c. Berusaha menempatkan dan menjadi perangkat dariberbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan bernegara.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Filsafat Pancasila merupakan hasil pemikiran mendalam dari bangsa Indonesia, yang dianggap, diyakini sebagai kenyataan nilai dan norma yang paling benar, dan adil untuk melakukan kegiatan hidup berbangsa dan bernegara di manapun mereka berada. Selain itu, filsafat Pancasila memiliki beragam fungsi, diantaranya yaitu; sebagai pandangan hidupa bangsa Indonesia, Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, dan Pancasila sebagai sistem ideologi nasional.











DAFTAR PUSTAKA
Drs. Payerli pasaribu, M.Si, 2015, Pendidikan Kewarganegaraan, UNIMED
Dr, Kaelan H, M.S, 2008, pendidikan pancasila.paradigma,Yogyakarta.
http://www.g-excess.com/id/kedudukan-fungsi-serta-implementasi-pancasila-sebagai-dasar-negara.html
http://www.docstoc.com/docs/28429365/PANCASILA-SEBAGAI SISTEM






analisis swot laundry

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan rahmat-Nya maka dapat menyelesaikan penelitian ini dengan semampunya. Penelitian tentang usaha Laundry ini dibuat dengan tujuan agar mengetahui tentang usaha laundry baik dari segi pendapatan ataupun modal usaha yang dibutuhkan. Penyelesaian penelitian ini juga bersumberkan dari beberapa referensi baik dari penelitian langsung dan juga dari pengetahuan yang kami miliki seputar hal ini. Semoga usaha ini dapat bermanfaat bagi kita semua, mengingat usaha laundry yang berkembang sangat pesat pada saat sekarang ini. Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritik sebagai penyempurnaan penelitian ini.

                                                                                                           


Medan, 10 Maret 2015



penulis







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan ekonomi yang semakin pesat yang diiringi dengan kebutuhan yang tidak terbatas, sehingga dapat merubah pola hidup dan kultur atau budaya manusia. Misalnya dalam tingkah laku yang sibuk untuk mencarai materi untuk memenuhi kebutuhannya sehingga tidak ada lagi waktu untuk mengurus yang lain seperti mencuci, sehingga muncullah jasa yang namanya laundry.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan kita, di sini adapun adanya usaha jasa “ LILA’S  LAUNDRY. Dimana lila’s laundry ini memberikan jasa pembersih atau pencucian pakain, boneka, selimut, karpet, dan lain-lain yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang tidak mempunyai kesempatan atau waktu untuk mencuci pakaian mereka. Disini juga menyangkut kesibukan daerah dengan sedikit tidak orang atau masyarakat memerlukan tenaga kerja atau jasa.
Dengan meningkatnya kesibukan dan kebutuhan masyarakat akan jasa sehingga berdirilah yang namanya Lila’s  Laundry.



BAB  II
PEMBAHASAN

A.    Analisis Dan Pembahasan
Analisis Swot adalah identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan strength dan opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan weaknesses dan threats, streangth, weakness, opportunity dan threat merupakan faktor-faktor strategis perusahaan yang perlu di analisis dalam kondisi yang ada saat sekarang ini.
1.      Profil “ Lila’s  Laundry”
Lila’s laundry adalah salah satu usaha jasa dibidang laundry yang ada di medan. Lila’slaundry membuka jam kerja mulai jam/pukul: 08.00 – 12.30 dan 13.30-22.00 WIB. Lila’s laundry mempunyai penghasilan rata-rata Rp 500.000,- per hari. Dengan memasang tarif laundry pakaian sebesar 6.000/kg.
Menggunakan tiga mesin cuci dan satu Dryer (pengering pakaian). Mempunyai empat orang karyawan, dengan dua orang sebagai pencuci dan dua orang lainnya sebagai penyetrika pakaian.
Tempat atau lokasinya sangat strategis, dekat dengan Akademi keperawatan yang di dominasi oleh mahasiswa-mahasiswa dan dikelilingi toko-toko dan rumah makan.
·  Visi Lila’s laundry
©      Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan
©      Sistem pelayanan lila’s laundry menerima dan mencatat barang yang akan di laundry ke pusat.
·  Misi Lila’s laundry
©      Untuk membantu orang yang terlalu sibuk yang tidak mempunyai waktu untuk membersihkan pakiannya.
©      Untuk memberikan lapangan pekerjaan yang bisa dijangkau oleh SDM

·         Analisis Swot Lila’s  Laundry
1.      Strength (S)
a.       Memiliki tujuan usaha
b.      Tempatnya yang strategis
c.       Ruangannya menggunakan kipas angin
d.      Kemampuan karyawan dalam melayani pelanggan
e.       Mempunyai cabang dimana-mana
f.       Harganya terjangkau dan relatif murah
g.      Hasilnya memuaskan, pakaian harum dan bersih
h.      Terima kiloan dan satuan (boneka, jas)
i.        Jam buka dari jam 08 am – 10 pm
j.        Memiliki SDM yang telah berpengalaman dibidang menyuci dan menyetrika
2.      Weaknes (W)
a.       Karyawan keluar jam kerja tanpa izin
b.      Pengelola jarang mengontrol
c.       Karyawan masuk jam kerja tidak tepat waktu sesuai dengan jam kerja
d.      Sering terjadi kekeliruan dalam membungkus pakaian
e.       Terima gaji tidak tepat waktu
f.       Sering mengalami kendala jika di musim hujan
g.      Barang nya diantar jemput oleh pusat, sehingga waktunya paling cepat 2 hari siap.
3.      Opportnities (O)
a.       Berada ditempat strategis
b.      Bekerja sama dengan pusat lila’s loundry.
c.       berada ditempat wilayah anak kos
d.      jauh dari usaha loundry yang lain disekitar
e.       mengurangin waktu dan tenaga konsumen yang sedang sibuk beraktifitas
4.      Threats (T)
a.       Adanya teknologi yang lebih canggih dalam pengeringan pakaian
b.      Adanya harga pesaing yang lebih murah pada saat promosi
c.       Strategis mudah ditiru
d.      Munculnya pesaing asing
e.       Konsumen semakin sensitif terhadap harga

·         Faktor exsternal dan intrernal Lila’s Laundry
v  Faktor internal lila’s laundry
1.      Strongth
a)      Telah memiliki izin usaha sewaktu bial ada pemeriksaan dan petugas maka lila’s laundry telah memenuhi persyaratan dalam membuka usaha jasa
b)      Mempunyai usaha lain
c)      Dilengkapi dengan tempat parker kendaran roda dua
d)     Ruangan menggunakan kipas angin sehinggga para karyawan merasa nyaman ketika beraktivitas
e)      Mempunyai karyawan yang mengerti keimanan atau kepuasan karyawan

2.      Weaknes
a)      Adanya teknologi yang lebih canggih dalam pengeringan pakaian
b)      Mengelola jarang mengontrol ketempat usaha sehingga para karyawan merasa bebas dan tidak terikat dengan peraturan dan jadwal yang telah ditetapkan
c)      Pelanggan kadang mengeluh karena kekeliruan dalam mengambil atau pembungkusan pakaian tidak sesuai dengan pemilik pelanggan
d)     Kelemahan lila’s Laundry juga dalam memberi gaji karyawan tidak pada tepat waktunya.

v  Faktor exsternal lila’s Laundry
1)      Opportunity
a.       Berada di tempat strategis yang bias dijangkau oleh masyarakat
b.      Lila’s Laundry bekerjasama Laundry cabang
2)      Treat
a.       Adanya ketidak puasan pelanggan sehingga pelanggan akan berpindah ke usaha jasa lain karena adanya  pelayanan- pelayanan yang tidak memuaskan.







TABEL IFAS
FAKTOR–FAKTOR STRATEGI  INTRERNAL
BOBOT
RATING
BOBOT  X RATING
KEKUATAN:
1.      Memiliki tujuan usaha
2.      Tempatnya yang strategis
3.      Ruangannya menggunakan kipas angin
4.      Kemampuan karyawan dalam melayani pelanggan
5.      Mempunyai cabang dimana-mana
6.      Harganya terjangkau dan relatif murah
7.      Hasilnya memuaskan, pakaian harum dan bersih
8.      Terima kiloan dan satuan (boneka, jas)
9.      Jam buka dari jam 08 am–10 pm
10.  Memiliki SDM yang telah berpengalaman dibidang menyuci dan menyetrika

0,15
0,14
0,10

0,09

0,08

0,07

0,06

0,05

0,05

0,04



4
4
4

4

3

3

3

3

3

3



0,60
0,58
0,40

0,36

0,24

0,21

0,18

0,15

0,15

0,12


KELEMAHAN
1.      Karyawan keluar jam kerja tanpa izin
2.      Pengelola jarang mengontrol
3.      Karyawan masuk jam kerja tidak tepat waktu sesuai dengan jam kerja
4.      Sering terjadi kekeliruan dalam membungkus pakaian
5.      Terima gaji tidak tepat waktu
6.      Sering mengalami kendala jika di musim hujan
7.      Barang nya diantar jemput oleh pusat, sehingga waktunya paling cepat 2 hari siap.

0,04

0,04

0,03


0,02


0,02

0,01

0,01

3

2

2


2


1

1

1


0,12

0,08

0,06


0,04


0,02

0,01

0,01
TOTAL
1,00

3,33

TABEL EFAS
FAKTOR–FAKTOR STRATEGI EKSTRERNAL
BOBOT
RATING
BOBOT  X RATING
PELUANG:
1.      Berada ditempat strategis
2.      Bekerja sama dengan pusat lila’s loundry.
3.      berada ditempat wilayah anak kos
4.      jauh dari usaha loundry yang lain disekitar
5.      mengurangin waktu dan tenaga konsumen yang sedang sibuk beraktifitas

0,20
0,15

0,15

0,20

0,10

4
4

4

3

3


0,80
0,60

0,60

0,60

0,30
ANCAMAN
1.      Adanya teknologi yang lebih canggih dalam pengeringan pakaian
2.      Adanya harga pesaing yang lebih murah pada saat promosi
3.      Strategis mudah ditiru
4.      Munculnya pesaing asing
5.      Konsumen semakin sensitif terhadap harga

0,02


0,05

     0,05
0,05
0,03

2


2

       2
1
1

0,04


0,10

          0,10
0,05
0,03
TOTAL
1,00

3,17

CARA PENGHITUNGAN INTERNAL FAKTOR
KEKUATAN
BOBOT
RATING
BOBOT  X RATING
Ø  Telah memiliki izin usaha sewaktu bial ada pemeriksaan dan petugas maka Lila’s laundry telah memenuhi persyaratan dalam membuka usaha jasa
0,20
4
0,80
Ø  Mempunyai usaha lain
0,15
4
0,60
Ø  Dilengkapi dengan tempat parker kendaran roda dua
0,10
3
0,30
Ø  Ruangan menggunakan kipas angin sehinggga para karyawan merasa nyaman ketika beraktivitas
Ø  Mempunyai karyawan yang mengerti keimanan atau kepuasan karyawan
0,10


0,10
2


1
0,20


0,10
TOTAL
0,65

2,00
KEKUATAN



Adanya teknologi yang lebih canggih dalam pengeringan pakaian
0,12
4
0,48
Mengelola jarang mengontrol ketempat usaha sehingga para karyawan merasa bebas dan tidak terikat dengan peraturan dan jadwal yang telah ditetapkan
0,10
3
0,30
Pelanggan kadang mengeluh karena kekeliruan dalam mengambil atau pembungkusan pakaian tidak sesuai dengan pemilik pelanggan
0,07
2
0,14
Kelemahan Omah Laundry juga dalam memberi gaji karyawan tidak pada tepat waktunya
0,06
1
0,06
TOTAL
0,35

0,98

















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang ada, maka kami dapat kami simpulkan bahwa usaha jasa “Lila’s Laundry“
-          Lila’s Laundry adalah usaha yang bertujuan memberikan pelayanan jasa kepada customer dalam menjalankan usahanya
-          Lila’s Laundry adalah salah satu usaha jasa laundry di Medan

B.     Saran
Lila’s Laundry membuka cabang lain yang sejenis sehingga pelanggannya meningkat dari beberapa daerah lainnya, dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan karyawan menambah fasilitas berupa setrika, mesin cuci, dan menambah karyawan. Sehingga nantinya akan menjadi lebih maju dan berkembang.